Senin, 16 Januari 2017

laporan kangkung



I  PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan, Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa teknologi perbanyakan tanaman diantaranya yaitu secara generati dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu perbanyakan tanaman melalui biji. Dalam laporan ini membahas tentang perbanyakan tanaman secara generatif (biji) pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang populer dan digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kangkung berasal dari India sekitar 500 SM, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia dan Afrika. Nama latin kangkung adalah Ipomoea reptans. Di Cina, sayuran ini dikenal dengan nama Weng Cai, sedangkan di Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage. Di Indonesia kangkung memiliki beberapa nama daerah, yaitu Kangkueng (Sumatera), Kangko (Sulawesi) dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada kangkung seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Senyawa kimia yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea reptans) dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri seperti corak warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung pohonnya yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam laporan membahas tentang Kangkung darat (Ipomea reptans).
B. Tujuan
      1.   Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung





II.                TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tanaman kangkung
Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantea ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir
2.1 Morfologi Tanaman Kangkung
       Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).
       Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).
2.2 Syarat Tumbuh
1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).















III.             BAHAN DAN METODE
3.1  Waktu dan Tempat
Waktu pelaksnaan pratikum dimulai tanggal 3 agustus 2016 s/d 7 september 2016 dan tempat pelaksanaan pratikum  dilakukan di kebun percobaan SMKN4 dumai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum : cangkul, gambor, tali rapia, benih kangkung, gunting, rol, pupuk kandang.
3.3 Kegiatan Pratikum
1.      Pembersihan dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran 1,5 M x 1,5 M dan lebar drainase 60 cm.   (gambar 3.3.1)
2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari. Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.(gambar 3.3.1)
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem berkelompok kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap lubang (gambar 3.3.2)



4. Pemeliharaan
a)      Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar ketersediaan air untuk tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam pertumbuhannya. Namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan tidak dilakukan penyiraman. (gambar 3.3.4)
b)            Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman.
Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

5. Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen ini dilakukan sekali saja, setelah kangkung tinggi,sehat dan layak dipanen








IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau pengukuran tanaman sebagai berikut :
Tanggal
Pengamatan
Rata-rata tinggi
Tanaman
Rata-tata jumlah
Daun
Panjang akar
Produksi
Sabtu, 06/08/2016
2 cm
Mulai tumbuh batang
-
-
Senin, 08/08/2016
5   cm
4  helai
-
-
Rabu, 10/08/2016
7 cm
6 helai
-
-
Rabu, 24/08/2016
12 cm
20 helai
 6 cm

Rabu,31/08/2016
(panen)
-
-
-
-

4.2 Pembahasan
  1. Pertama proses pembuatan lahan
Lahan yang kelompok 4 miliki kurang lebih sama dengan kelompok lain punya, pembuatan lahan hingga penggemboran tanah hampir memerlukan waktu seharian untuk membentuk lahan yang tertata rapi.
  1. Setelah penggemboran tanah, kemudian melakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang. proses pemupukan ini juga terjadi pada minggu pertama, sampai ketahap penyiraman tanah, agar pupuk menyatu dengan tanah.
Penyiraman pada lahan tersebut, tidak terjadi hanya seminggu sekali. Namun penyiraman pada lahan kami lakukan setian hari setelah pulang sekolah kecuali hari minggu. Walaupun tanah sama sekali belum ditumbuhi bibit.
  1. Berikutnya proses pumbuatan papan nama ditempat lahan sekaligus penyebaran bibit serta tidak lupa juga penyiraman agar bibit cepat tumbuh. Penyebaran bibit ini kami lakukan melebar mengikuti alur 1,5 meter pada lahan.
  2. Setelah beberapa hari kemudian, kangkung pun mulai tumbuh, ini lah fase fase pertumbuhan kangkung tsb.
a.       pertumbuhan kangkung pada hari ke 3. Mulai menunjukkan daun, namun batang belum terlihat jelas


b.       petumbuhan kangkung berikutnya pada hari ke 5.
Batang mulai keras dan daun terliat memanjang, tinggi kangkung tersebut kira kira 5cm
Namun lahan masi terliat jarang, karena usia kangkung masih 5 hari
c.       1 minggu kemudian, terlihat kangkung mulai rapat karena perkembangan nya yang semakin hari semakin besar.


d.      2 minggu kemudian, kangkung semakin besar dan lahan mulai terlihat sempit, ditumbuhin hijauan  kangkung, penyiraman dan pembersihan pada lahan terus dilakukan setiap harinya, namun seiring pertumbuan kangkung yang semakin lebat,  ada beberapa konflik masalah yang terjadi pada kangkung tersebut yaitu hama, dan rumput liar pun juga tumbuh.









5.       Beberapa masalah yang terjadi pada kangkung tersebut,
1.       Rumput liar,




2.       Hewan liar seperti kumbang,



3.       hAma/ penyakit




Namun ada beberapa fakta yang mungkin juga sering terjadi pada sayuran kangkung tersebut
a.       beberapa dari tumbuhan kangkung tersebut, batang nya berwarna merah.





B.      Beberapa sayuran kangkung memiliki daun yang berwarna kuning, atau sudah mulai kelihatan tua.





C.      Pertumbuhan  kangkung yang tidak merata, yaitu ada sebagian kangkung yang memiliki  batang kecil,keras dan keliatan sudah tua atau biasa disebut bantut





Dalam pratikum ini tanaman yang dibudidaya sama yaitu kangkung setiap orang namun dalam penggunaan pupuk kandang, jarak tanam dan perlakuan penggunaan pupuk berbeda-beda tiap kelompoknya. Pada bagian ini penggunaan pupuk kandang sebanyak 5 kg, jarak tanam 5 cm dan jarak antar tanaman 20 cm.
Kangkung darat merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk membantu pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka pertumbuhannya akan lambat dan batangnya akan keras. Jadi untuk mendapatkan hasil produksi yang baik perlunya perawatan tanaman seperti penyiraman sehingga ketersediaan air untuk tanaman kangkung cukup dan pertumbuhannya akan lebih bagus.
Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat seperti ulat, wereng, bakteri (kutu), kumbang. Dengan penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas produksi tanaman karena serangan dari ulat ini menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis dimakannya. Sedangkan hama wereng menyebabkan tanaman menjadi layu.





















V.                PENUTUP

5.1            Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat diambil kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman kangkung darat perlunya ketersediaan air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena batangnya yang keras dan banyak mengandung getah.
Adapun dalam penggunaan pupuk kandang 1 kg dalam satu petakan mengahasilkan tanaman kangkung yang lebih bagus dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang 0.5 kg.

5.2             Saran
Untuk membudidaya tanaman perlunya ketersediaan air, karena air sangat berperan penting dalam membantu pertumbuahan tanaman.











DAFTAR PUSTAKA


Sutria Iradini, devi, 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK Negeri 4 Dumai.
Rahayu, sri 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK Negeri 4 Dumai.
Valentin, veronoca 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK Negeri 4 Dumai.
Rizqi rahmawati, vuti 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK Negeri 4 Dumai.
Wulandari, windy 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK Negeri 4 Dumai.
Yuliana, 2016, Laporan budidaya kangkung holtikultura,tentang proses penanaman kangkung dan pemanenan kangkung, laporan ini tidak dipublikasikan. Dumai : SMK Negeri 4 Dumai.










Lampiran 1
Gambar (3.3.1)                                                            gambar (3.3.2)
Pembersihan pembagian                                               penggemboran
dan pengolahan lahan
gambar (3.3.3)                                                                                   gambar (3.3.4)
penanaman                                                                                         penyiraman








1 komentar: